Contoh Jurnal Arsitektur


                       Muhammad Yusri, Sherlly Maulana, Rina Saraswaty

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area,Indonesia

ABSTRAK

 Muhammad Yusri. 2018. Museum Budaya Di Tanjungbalai. Dosen pembimbing  Sherly Maulana, M.T.dan Rina Saraswaty, M.T.
Kata kunci: Museum Budaya,Tradisonal, Tanjungbalai
Terdapat banyak sejarah dan kebudayaan yang dilupakan ataupun kurang dilestarikan kota Tanjungbalai. Adalah tugas kita untuk melestarikannya yaitu dengan menyediakan wadah yang dapat memberikan informasi tentang sejarah dan kebudayaan yang ada di kota ini. Untuk itu diperlukan suatu wadah yang dapat mengakomodasikan semua kebutuhan di atas, sekaligus mengakomodasikan kebutuhan informasi untuk keperluan pendidikan di Kota Tanjungbalai. Pengadaan museum sebagai sumber informasi pendidikan juga harus ditambah dengan hiburan yang bersifat mendidik dengan konsep belajar sambil bermain sebagai nilai tambahnya. Hal ini dimaksudkan untuk menarik masyarakat dalam kepedulian terhadap obyek-obyek sejarah dan berperan aktif dalam usaha pelestarian benda-benda yang termasuk dalam benda cagar budaya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan informasi akan sejarah, pariwisata dan pendidikan, maka keberadaan Museum  Budaya di Tanjungbalai.




ABSTRAC

Keywords: Cultural Museum, Traditional, Tanjungbalai
There is a lot of history and culture that is forgotten or not preserved by the city of Tanjungbalai. It is our duty to preserve it by providing a container that can provide information about the history and culture in this city. For this reason, a forum is needed that can accommodate all of the above needs, while at the same time accommodating information needs for educational purposes in Tanjungbalai City. Procurement of museums as a source of educational information must also be supplemented by educational entertainment with the concept of learning while playing as an added value. This is intended to attract the public to care for historical objects and play an active role in the preservation of objects included in cultural heritage objects. Therefore, to meet the information needs of history, tourism and education, the existence of the Cultural Museum in Tanjungbalai.

PENDAHULUAN



Indonesia memiliki banyak corak dan ragam budaya serta tradisi yang berasal dari keragaman suku bangsa yang tersebar di seluruh Nusantara. Tiap suku bangsa memiliki adat dan kebudayaannya masing-masing. Kota Tanjungbalai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Luas wilayahnya 60,52 km² dan penduduk berjumlah 154.445 jiwa. Kota ini berada di tepi Sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara. Jarak tempuh dari Medan lebih kurang 186 KM atau sekitar 5 jam perjalanan kendaraan. Tanjungbalai yang dalam sejarahnya menjadi kota perdagangan tidak diragukan lagi merupakan kota multietnis. Berbagai suku bangsa bercampur di sini: Melayu, Jawa, Batak, dan Tionghoa adalah sebagian dari etnik yang bermukim di kota ini.
 Dengan berjalannya waktu dan masuknya berbagai kebudayaan dari luar dan kurang diterapkannya unsur-unsur kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menyebabkan  lunturnya kebudayaan asli dari kota Tanjungbalai. Kebudayaan asli suatu bangsa sendiri merupakan hal yang penting untuk dijaga kelestariannya karena kebudayaan merupakan identitas bangsa. Lunturnya kebudayaan asli suatu bangsa tidak hanya menyebabkan kerugian secara materi namun lebih menimbulkan kerugian dari segi nilai di mana suatu bangsa tidak dapat menjaga kebudayaan aslinya yang berujung pada hilangnya identitas bangsa.     
Salah satu cara untuk menjaga keberlangsungan budaya serta mempertunjukkan  serta menampung dan memberikan perlindungan terhadap benda-benda bersejarah maupun budaya daerah sehingga dapat menjadi bukti perkembangan peradaban bangsa/daerah adalah dengan menyediakan sarana kebudayaan seperti museum. Museum dapat menjadi sarana kebudayaan yang berfungsi sebagai pusat konservasi sekaligus informasi mengenai bentuk-bentuk hasil kebudayaan. Museum juga bersifat universal dan dapat diakses oleh berbagai kalangan ditinjau dari berbagai aspek baik usia, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, dan lain sebagainya.
Penerapan konsep Tradisional pada museum budaya dapat memberikan nilai nilai budaya arsitektural pada arsitektur tradisional yang umumnya memiliki arti perlambang / symbol tersendiri  bagi masyarakatnya sehingga menimbulkan pola-pola komunikasi arsitektural yang dituangkan melalui ungkapan ,bentuk maupun ornamentasinya.


METODE PENELITIAN

Dalam Perencanaan Museum Budaya  ini, lokasi perencanaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting agar bangunan ini dapat berfungsi dengan baik. Adapun pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi perencanaan adalah sebagai berikut :
  1. Pencapaian
Pencapaian ke lokasi harus dapat dicapai dengan mudah dan cepat, baik dengan kenderaan umum, kenderaan pribadi, maupun pejalan kaki. Sehingga sedapat mungkin lokasi berada pada wilayah yang mudah dijangkau dari segala arah.
2.      Sarana dan prasarana yang memadai
3.      Potensi Lingkungan
 Keadaan lingkungan tapak diupayakan akan mendukung perencanaan Museum Budaya ini dengan prospek pengembangannya dimasa depan.     dll



HASIL DAN PEMBAHASAN



IV.1.2. Analisa Matahari

 pu18.00wib
 

Tanggapan :
Pada fasade  sebelah barat, bukaan diminimalkan untuk menghindari sinar matahari yang panas kedalam bangunan. Dan sebagai pelindung, dapat digunakan tanaman atau vegetasi sebagai filter cahaya matahari sore.

IV.1.13.2. Analisa Hujan



Gambar 4.25. Analisa Hujan
Data curah hujan di Indonesia terutama di Indonesia bagian barat yaitu rata-rata curah hujan 2000-3000 m/tahun. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tapak cukup intens terkena curah hujan yang tinggi mengingat lokasi tapak yang berada di iklim tropis sehingga perlu diperhatikan saat perencanaan bangunan.

Tanggapan :
·         Pada saat perancangan harus diperhatikan saluran – saluran drainase untuk menghindari genangan air saat hujan deras.
·         Pertimbangan membuat tritisan lebar untuk melindung dinding dari air hujan secara langsung.
·         Lubang biopori akan digunakan pada tapak, sehingga air hujan yang jatuh
tidak tergenang terlalu lama.


V.1. Konsep Tapak




Data tapak 

·         Luas                                        :  155 x 120 m
·         Gsb                                          :   1/2 ( lebar jalan ) + 1 =  ½ (6 m) + 1 = 4m
·         Peruntukan                              :   museum
·         Ketinggian bangunan              :
·         Luas lahan                               :   18.600 m2

KESIMPULAN

Dari penjelasan diskripsi museum dan budaya, dapat disimpulkan bahwa Museum Budaya  adalah bangunan yang juga merupakan lembaga untuk menyimpan, menjaga, mengamankan dan memamerkan benda-benda yang patut mendapat perhatian umum agar dapat bermanfaat bagi umum sebagai media pembelajaran, dalam hal ini yaitu Budaya. Sehingga fungsi Museum Budaya adalah sebagai wadah untuk mempelajari dan menunjukkan budaya Melayu. Museum Budaya merupakan museum dalam kategori khusus, etnografi dan kebudayaan rakyat, dan sebagai museum lokal. Dalam perancangannya Museum Budaya Tharus memperhatikan pesyaratan lokasi, bangunan (pembagian massa bangunan) dan ruangan (cahaya dan kelembaban). Tidak ada jumlah pasti koleksi Tabot

DAFTAR PUSTAKA


Morintan Elfrina Siahaan . 2016. Perancangan Museum Budaya Sumatera Utara Di Medan Learning From The Vernacular .Tugas Akhir, Unsrat.
Amie Sanyoto.2016. Museum Seni Budaya Yogyakarta.Tugas Akhir, ITB,Bandung
Friska Sudi Patoding. 2016. Museum Budaya Toraja Di Tana Toraja Semiotika Dalam Arsitektur.Tugas Akhir, Universitas Sam Ratulangi.
Febrina L Barus. 2013. Museum Ulos Di Medan. Jurnal Ilmiah.


Comments

Popular Posts